Inilah Jenis Investasi Jangka Panjang, Wajib Tahu!

Bisnis64 views

Setiap investor tentu memiliki tujuan investasi jangka panjang yang berbeda-beda. Beberapa diantaranya bermaksud untuk mengembangkan dana yang dimilikinya, sementara beberapa lainnya memutuskan untuk ‘mengamankan’ dana modalnya dari risiko inflasi. Lalu, apa itu investasi jangka panjang? Apa tujuan dan jenis-jenisnya? Yuk simak penjelasan lengkapnya dibawah ini yang di rekomendasikan sickforprofit.com.

Lebih Lanjut Tentang Investasi Jangka Panjang

Secara garis besar, investasi jangka panjang adalah salah satu jenis investasi dengan menanamkan modal dana secara berkala dan dapat dicairkan setelah jangka waktu tertentu. Paling cepat, investasi jangka panjang bisa ditarik dalam waktu 1 tahun.

Investasi jangka panjang juga bisa dikonotasikan sebagai penanaman aset kekayaan dari perorangan atau perusahaan kepada perusahaan dan perorangan lainnya demi memperoleh manfaat seperti imbal hasil tetap atau penguasaan atas objek lain.

Tujuan Investasi

  1. Memperoleh pendapatan pasif dalam setiap periode. Pendapatan pasif yang dimaksud berasal dari royalti, dividen, bunga, dan/atau uang sewa.
  2. Mengurangi persaingan yang terjadi antara perusahaan serupa.
  3. Mengarahkan dana khusus, sebagai contoh dana untuk kepentingan sosial atau dana untuk kebutuhan ekspansi suatu perusahaan.
  4. Menjamin ketersediaan bahan baku dan market untuk produk yang akan diproduksi.
  5. Menjadi pengendali perorangan atau perusahaan dengan sertifikat kepemilikan sebuah usaha.

Jenis-jenis Investasi Jangka Panjang

1. Investasi Properti

Sudah jadi rahasia umum jika investasi properti banyak dipilih sebagai instrumen investasi jangka panjang lantaran manfaat yang ditawarkannya sangat besar, mengingat kebutuhan masyarakat akan properti yang terus menunjukkan peningkatan signifikan setiap tahunnya. Adapun bentuk dari jenis investasi properti sendiri bisa berupa tanah, apartemen, rumah, atau yang lainnya.

2. Investasi Emas

Emas adalah logam mulia 99,99% yang berharga juga langka. Karenanya, keberadaan emas sangat diterima oleh seluruh kalangan masyarakat sebagai instrumen investasi yang menjanjikan. Tidak peduli bagaimana gejolak naik-turun perekonomian suatu negara, nilai jual emas cenderung stabil. Oleh sebab itu, jenis investasi jangka panjang ini banyak dipilih investor pemula dengan profil risiko rendah.

3. Investasi Obligasi

Obligasi adalah jenis investasi berupa surat utang sebagai bukti atas transaksi pinjaman yang dilakukan pihak penerbit obligasi dengan pihak pemilik dana. Umumnya, jangka waktu investasi ini berakhir dalam 2 hingga 3 tahun atau lebih. Saat ini, surat utang negara juga menjadi lebih mudah untuk diakses semenjak diterbitkannya Surat Berharga Negara ritel (SBN Ritel) oleh pemerintah yang memungkinkan investor individu Warga Negara Indonesia (WNI) melakukan pembelian secara online dan terjangkau melalui Mitra Distribusi, salah satunya adalah Investree. Instrumen ini sangat cocok bagi investor pemula dengan preferensi risiko investasi rendah.

4. Investasi Reksa Dana

Investasi reksa dana adalah pengumpulan dana oleh masyarakat yang pengelolaannya dilakukan oleh Manajer Investasi. Selanjutnya, Manajer Investasi akan menempatkan dana tersebut dalam bentuk portofolio efek seperti saham, obligasi dan beragam instrumen lainnya untuk mendapatkan manfaat. Reksa dana sendiri sangatlah terjangkau karena memungkinkan Anda untuk berinvestasi mulai dari Rp 10 ribu saja. Reksa dana sendiri juga terdiri dari beberapa jenis, sehingga Anda harus memastikan terlebih dahulu produk reksa dana yang Anda pilih sesuai dengan profil risiko investasi Anda.

5. Investasi Program Pensiun

Di Indonesia, ada banyak sekali berdiri perusahaan yang menawarkan program investasi dana pensiun. Saat sudah memasuki masa tak lagi produktif, investor akan memperoleh dana yang berasal dari hasil pengembangan oleh pihak perusahaan asuransi yang digunakan. Akan tetapi, program pensiun tidak banyak memberikan bunga bila dibandingkan dengan instrumen investasi lainnya. Sebab, besar kecilnya manfaat bergantung pada total profit yang dihasilkan perusahaan asuransi.