Imunisasi Bayi, Upaya Cermat Pencegah Penyakit Menular
Sebagai upaya mencegah penyakit menular menjangkiti tubuh anak, imunisasi bayi perlu dilakukan dan diberikan dengan cermat. Namun, kebanyakan orang tua tidak memahami vaksin apa saja yang wajib diberikan dan kapan waktu yang ideal untuk penerapannya.
Namun, imunisasi masih menjadi momok bagi segelintir orang tua yang takut akan efek samping imunisasi yang jarang terjadi pada bayi. Tapi malah cenderung tidak takut pada penyakit menular dan menakutkan akibat tidak diberikannya imunisasi bayi.
Di Indonesia, bayi dibawah satu tahun harus sudah mendapatkan imunisasi dasar. Imunisasi dasar ini diberlakukan secara gratis di berbagai puskesmas dan rumah sakit seluruh wilayah Indonesia.
Namun, sejak kapan tepatnya imunisasi ini harus dilakukan? Artikel kali ini akan membahas urutan imunisasi dasar yang wajib didapatkan anak.
Urutan Pemberian Vaksin Imunisasi Dari Bayi Hingga Remaja
- Saat bayi baru lahir, dokter akan menyuntikkan vaksin hepatitis B, yang biasanya diberikan pada 6 jam pertama setelah bayi lahir, atau maksimal 12 jam sesudahnya.
- Sebelum dibawa pulang oleh orang tua, bayi akan terlebih dahulu diberikan vaksin polio
- Setelah memasuki usia 1 bulan, bayi akan diberikan vaksin BCG
- Selama jangka usia 2 hingga 4 bulan, bayi akan diberikan Pentabio
- Pada usia 3 bulan, dilakukan pemberian vaksin pentabio yang ke 2, dan vaksin polio ke 2
- Pada usia 4 bulan, dilakukan pemberian vaksin pentabio yang ke 3, dan vaksin polio ke 3
- Memasuki usia 9 bulan, dilakukan pemberian vaksin campak
- Setelah memasuki usia 18 bulan, dilakukan pemberian vaksin pentabio yang ke 4
- Menginjak usia 2 tahun, vaksin campak yang ke 2 akan diberikan
- Pada masa kelas 1 sekolah dasar, dilakukan pemberian vaksin Difteri, Pertusis & Tetatus atau DPT
- Pada masa kelas 2 sekolah dasar, dilakukan pemberian vaksin Difteri & Tetanus atau DT
- Terakhir, vaksin DT akan di repeat kembali pada masa remaja di kisaran umur 10 hingga 18 tahun
Banyak Vaksin Yang Sama Diberikan Berulang Kali, Kenapa?
Pertanyaan ini yang sering didengar oleh para tenaga medis pemberi vaksin. Jawabannya sederhana, yakni untuk memastikan kadar zat anti penyakit pada seseorang akan tetap stabil dan tinggi dari waktu ke waktu.
Pemberian vaksin yang pertama biasanya untuk pembentukan memori pada sel terkait imunitas. Dan pemberian yang kedua meningkatkan kadar zat anti penyakit tersebut.
Jika imunisasi dilakukan dengan cermat dan sesuai jadwal, maka ketika seseorang menginjak usia remaja, dijamin sistem kekebalan tubuhnya sudah sempurna dan berlaku hingga seumur hidup.
Bagaimana Jika Ada Vaksin Imunisasi Yang Terlewat?
Jika ada imunisasi bayi yang terlewat, karena beberapa kelalaian tertentu, maka tinggal diberikan saja sesuai urutannya. Kemudian dokter akan mengetahui apa saja yang harus diberikan.
Hanya saja, ada sedikit perbedaan pemberian vaksin bagi anak yang imunisasinya terlewat. Pada anak berusia kurang dari 2 tahun, pemberian vaksin DPT masih dapat dilakukan. Dan tidak boleh lebih dari usia 6 tahu, karena jika terlewat lebih dari usia tersebut, maka hanya vaksin DT saja yang dapat diberikan.
Masalah keterlambatan pemberian imunisasi vaksin memang hal yang lumrah terjadi. Dan jika memang terjadi, maka harus segera dikejar keterlambatannya. Karena memang yang terbaik adalah sesuai jadwal dan tepat waktu, namun jika terpaksa terlambat masih bisa ditanggulangi. Intinya jangan sampai tidak sama sekali.